Menolak Tarif Keji Ojek Online. Grab,Gojek,Uber

"EKSPLOITASI DRIVER ONLINE"

Pemerintah harus berterima kasih dengan angkutan online seperti Grab, Gojek dan Uber. karena melalui perusahaan itu, jumlah pengangguran saat ini masih tersamarkan karena terlibat dalam hubungan MITRA.
Perusahaan angkutan online saat ini sangat nyata melakukan EKSPLOITASI pada mitranya dengan berbagai iming-iming bonus yang dapat merangsang driver mengejar point demi point yang di tetapkan. Semakin tinggi point, maka semakin besar bonus yang di berikan.
Umumnya, driver selalu berorientasi pada point untuk mendapatkan bonus. Bagi driver, mengejar point adalah impian hari ini. saat point tidak tercapai atau kurang sedikit, maka modus kecurangan akan di lakukan untuk mendapatkan point tambahan. Mereka melakukan order fiktif yang di sutradarai oleh driver sendiri.
Walau perusahaan angkutan online sudah wanti2 para driver jangan melakukan kecurangan, tapi tindakan tersebut tidak bisa di hentikan karena impian bonus yang di hadirkan. Dan selalu terjadi pemutusan hubungan mitra pada driver, sebagai gantinya perusahaan angkutan online terus melakukan rekrutan driver baru tanpa pernah berhenti.
Modus kecurangan ini terjadi karena perbandingan jumlah pengguna angkutan online dan para driver sudah tidak seimbang lagi besarannya. Dulu di awal buka, 1 driver bisa melayani atau mendapatkan order 20-30. Dengan order sebanyakj itu, rata2 driver mendapatkan penghasilan 500ribu-1 juta/hari (sudah termasuk bonus). namun saat ini, mendapatkan 5 orderan saja sudah bekerja dari pagi sampai malam. sedangkan ketetapan bonus yang di hadirkan minimal harus mendapatkan 7-18 orderan. Bonus berjenjang melihat jumlah orderan yang di capai.
Iming2 bonus adalah bentuk eksploitasi perusahaan angkutan online kepada para drivernya, mereka merangsang driver untuk terus mendapatkan order namun di satu sisi mereka terus menambah jumlah driver hingga mencapai jutaan driver saat ini.
Saat jumlah driver sudah banyak, order akan terbagi dan hasilnya akan terlihat menurun jika di rata-ratakan per driver. Semakin menurunnya pendapatan para driver membuat para driver melakukan jam kerja yang sangat tidak masuk akal lagi, jam istirahat pun di pakai kerja dengan harapan mendapatkan orderan dan bonus.
Normalnya jam kerja sesorang adalah 8-10 jam/hari, namun di driver online hal itu tidak akan di temukan. mereka keluar subuh, pulang pun tengah malam dengan membawa asa.
Hubungan MITRA membuat tanggung jawab perusahaan tidak terikat pada pekerjanya, Tidak ada perlindungan kerja bagi para driver yang di sediakan oleh perusahaan.
Perusahaan angkutan online seperti mesin penghisap uang dari para drivernya. keluhan para driver akan lamban di tanggapi namun keluhan pelanggan akan cepat di tanggapi hinnga memberlakukan SUSPEND atau PUTUS MITRA bagi para driver. dan para driver tidak bisa melakukan pembelaan atau meminta keringanan atas sanksi sepihak pada mereka.
membuka pendaftaran driver online secata terus menerus menyebabkan persaingan semakin tinggi dan pencapaian target akan susah di gapai. Dan inilah yang di tuju oleh perusahaan online, semakin sedikit yang mendapatkan bonus, maka semakin besar keuntungan yang mereka dapatkan dengan asumsi setiap driver bekerja hanya menjalankan 1 orderan saja.
Jumlah driver Ojek Online sampai saat ini mencapai 900ribu orang. dalam 1 bulan, terjadi 100 juta transaksi pada Ojek Online. jumlahnya 100 juta transaksi, bukan nilai transaksinya berjumlah 100 juta..tolong bedakan ya. Andai dalam 1 transaksi tersebut pihak Ok Online menarik FEE 1000 rupiah, berapa keuntungan yang di dapat perusahaan Ojek Online dalam 1 bulan..?
Tinggal kalikan saja 1000 x 100 juta dan kita temukan nilai 100 Miliyar..!!!
Itu nilai paling minim dengan besaran 1 transaksi fee gojek adalah 1000 rupiah, bagaimana dengan penarikan fee di atas 1000? silahkan bayangkan saja berapa keuntungan yang mereka dapatkan. 300 - 500 Miliyar/bulan bukan angka yang mustahil mereka dapatkan.
Itulah mengapa perusahaan angkutan online selalu membuka terus pendaftaran driver, semakin banyak driver dan semakin terobsesi pada bonus, maka driver akan berusaha untuk mendapatkan order sebanyak-banyaknya hingga melupakan jam kerja yang wajar. dalam bayangan driver, mereka harus memperbanyak orderan untuk dapatkan bonus. namun dalam bayangan perusahaan, semakin banyak driver maka semakin banyak keuntungan yang di ambil. Buat target untuk mencapai bonus agar driver mengejar target tersebut, yang sejatinya mereka sudah menghitung, bahwa target hanya bisa tercapai bagi 20% dari jumlah driver.
karena pengaturan order sudah di setting oleh mesin. dan mesin ini bekerja melalui perintah atau keinginan pihak perusahaan.
Para driver seperti di jadikan sapi perahan dalam mendapatkan keuntungan, perusahaan melupakan perlindungan kerja pada drivernya karena tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk bertanggung jawab penuh pada nasib drivernya, karena hubungan mereka adalah MITRA. Bukan hubungan karyawan.
Di new york, driver uber mrnuntut pada pengadilan setempat bahwa hubungan MITRA antara driver dan Uber sangat merugikan para driver. Mereka meminta pengakuan lebih dari Mitra dan meminta perusahaan memperhatikan kesejahteraan para driver. Uber juga di tuntut memnbayar $ 20juta kepada para driver karena menyebarkan informasi sesat. Apa informasi itu..?
Dalam perekrutan driver online di new yorl, Uber mengklaim bahwa para driver-nya bisa memperoleh penghasilan rata-rata lebih dari US$ 90.000 per tahun di New York, dan lebih dari US$$ 74.000 di San Francisco. Pada kenyataannya, yang benar-benar diperoleh para pengemudi Uber tak sampai 10% dari klaim tersebut. Kalim tersebut membuat banyak orang mendaftar menjadi driver uber dan mereka terjebak dalam rutinitas yang di tetapkan oleh uber dengan mimpi gaji besar bila tercapai target untuk mencapai bonus.
Akhirnya pengadilan memutuskan uber bersalah dan harus mengganti kerugian para driver sebesar $20juta, dan mereka berjanji tidak akan klaim lagi tentang pendapoatan para drivernya.
Di luar negeri, hukum berpihak pada rakyatnya. namun di negara ini yang bangga akan PANCASILA karena ada persamaan hidup sebagai manusia, malah sebaliknya. banyaknya orang yang bergabung di angkutan online sebenarnya pukulan telak bagi pemerintah karena tidak mampu hadirkan peluang kerja bagi tenaga2 produktif. mereka memilih menjadi buruh yang di ekploitasi oleh perusahaan online.
Masyarakat hanya di berikan kata-kata mutiara tentang cara menangkap ikan yang baik dan benar, namun mereka tidak di berikan KAIL dan JALA sebagai alat untuk menangkap ikan tersebut. Ketika itu terjadi, ada peluang yang di pikir bisa kepulkan dapur..maka peluang itu akan di tangkap. dan itulah yang terjadi bagaimana fenomena para driver angkutan online yang terus bermimpi karena iming2 iklan yang di tawarkan.
Bahkan mereka berani menggadaikan apa saja asal bisa memilki kendaraan dan menjadi driver online. Mereka membuka lubang baru untuk bermimpi bisa menutupi lubang itu. ketika terjadi suspend, lubang akan semakin besar dan menjadi lubang kuburan bagi mereka sendiri.
Saat ini, cerita keberhasilan sebagai driver online sudah berganti cerita pilu karena menjadi driver online.
Dan inilah fenomena yang terjadi di negara ini, kisah orang pinggiran yang terus di manfaatkan.