Dukung Kepala SMAN 2 Denpasar

Hubungi penulis petisi

Topik diskusi ini otomatis dibuat dari petisi Dukung Kepala SMAN 2 Denpasar.

Pilih nama panggilan

#151 Subjek

2014-01-11 05:55

Tulis komentar@ maju terus pak kepsek...bila perlu keluarkan anak tersebut!!!!!....bali wellcome 4 everyone tp kalau ada yg ngga menghormati adat istiadat ditanahnya berpijak...usir aja suruh cr sekolah lain!!!!!!!!...

Tamu

#152

2014-01-11 06:13

Kita belajar tidak mengatasnamakan agama, kita belajar sama2 tanpa pandang agamamu apa, hidup NASIONALISME!

Tamu

#153

2014-01-11 06:29

Hargai tanah yang anda pijak bung! Anda mencari sesuap nasi di tanah orang, jadi tolong hargai sedikit saja, kami welcome dengan kedatangan anda! Jangan pernah mengintervensi dan mencoba2 memasukkan atribut2 agama ketanah yang anda pijak

orang Bali

#154

2014-01-11 06:52

pada paragraf kedua berbunti :"Ada upaya dari kelompok agama tertentu yang berusaha mengintervensi dengan memasukkan atribut-atribut agama ke dalam sekolah negeri. Kelompok ini jelas berusaha menekan dan mendesak agar karakter bangsa ini tidak lagi pluralis dan berbudaya asli Indonesia, tapi sudah jelas ingin menanamkan konsep agama mereka dalam bernegara"
padahal saya dulu kalo pas purnama tilem ke sekolah pake pakaian adat, lengkap dengan udeng, saput dan lainnnya... itu khan memasukkan atribut ke sekolah negeri... justru NKRI menghargai perbedaan dan kebebasan beribadah agama lain...

Tamu

#155

2014-01-11 07:15

NKRI adalah negara sekuler bukan negara agama. Sekolah Negeri adalah sekolah umum tempat belajar, bukan tempat untuk menunjukkan ekslusifitas suatu agama / golongan
Anti Arab

#156 Re:

2014-01-11 07:16

#154: orang Bali -

Wei,,,,kalau purnama itu memang hari sucinya orang Hindu, datangnya bukan setiap hari bro. Lagi pula itu adalah kearifan lokal asli orang Bali (Nusantara). Sedangkan anda, muslim, jilbab itu muncul belakangan saat islam-islam fanatik masuk ke Indonesia. Dan itu mau diterapkan dimanapun. Tidak tahu malu dan bodoh sekali komentar anda.


Tamu

#157

2014-01-11 07:28

Urusan agama cukup di rumah dan tempat ibadah aja :)
Merdeka!!!
No Rasis
Tamu

#158 Re: Re:

2014-01-11 08:35

#92: Anindya Dewi - Re:

bali ternyata masih banyak menyimpan orang orang dungu

memahami perbedaan dengan cara sempit

mengapa anda tak usir aja yang bukan hindu di bali mengapa harus ada islam kristen.konghucu.itu berarti perbedaan

dengan alasan yang tak masuk akal kalian mencoba menyembunyikan ketidakpahaman kalian terhadap makna BHINNEKA TUNGGAL IKA .....itu mengapa para turis kalian biarkan bertelanjang ria di kuta dan tempat lain .suruh turis itu memakai kebaya atau pakaian bali.....tak berani???...hayo apa alasan kalian...kebodohan kepsek SMA 2 ternyata telah menular kepada seluruh murid muridnya.........kasihan!!!!

Anti Arab

#159 Re: Re: Re:

2014-01-11 08:51

#158: No Rasis - Re: Re:

Anindya goblok, budak Arab. Dari kapan Islam di Indonesia itu mempopulerkan jilbab? Bukankah Islam ada sejak jaman dulu di Indonesia? Dulu-dulu tidak seperti itu. Kalian yang goblok dan ego mau menguasai Indonesia. Ternyata ada nama orang yang masih pakai nama Indonesia Anindya Dewi, tapi otaknya sudah dicuci oleh orang Arab. Setelah jilbab apalagi perintah agamamu, membunuh, membohongi, menipu orang kafir halal? Itukah? Berfikir logislah, kalau dibiarkan terus seperti ini Indonesia jadi seperti Afghanistan dan negara-negara Islam lain yang suka bunuh dan suka perang. Goblokkkk sekali anda. Fuich.


Tamu

#160

2014-01-11 09:38

Gunakan atribut agama / keyakinan pd tempatnya yg tepat. Sekolah adalah tempat utk mencetak generasi penerus biar menjadi cerdas dan menghormati warna warni kehidupan. Jangan memaksa org lain bila anda sendiri tdk suka dipaksa , dlm hal ini sekaligus jangan memaksa org lain utk memakai atribut keyakinan anda sendiri. Nyaman bagi anda sendiri belum tentu nyaman bagi org lain. Kesempurnaan dlm kehidupan akan bisa dicapai bila tdk melakukan penekanan ,tdk melakukan pemaksaan, tdk menyakiti dan tdk merugikan org lain (termasuk dlm hal ini juga keyakinan yg berbeda).

Tamu

#161

2014-01-11 09:42

Selamatkan negeri dari perpecahan

Tamu

#162

2014-01-11 09:49

Sejak dini sebenarnya manusia di ajarkan disiplin.termasuk disiplin didal am perbusana.di dalam verbusana ada temoat masing2. Baik di sekolah.di rumah .di kantor di tempat sembahyang.dll.di saat kita berseragam harus taat kepada aturan masing2
Budayawan Iseng

#163 Re: Re: Re:

2014-01-11 09:55

#158: No Rasis - Re: Re:

iyaa bali memang masih byk yg dungu saking dungunya UAN tertinggi berasal dr bali.. qiqiqi

memahami perbedaan secara sempit??  klo sempit knp byk masjid n gereja di bangun di bali??

ngomong bhineka tunggal ika kaya ngerti aja bhineka tunggal ika seperti apa,, klo memang bhineka tunggal ika gunakan pakaian adat bukan pakaian ala timteng, paham nasionalisme gak?? 

klo masalah turis ya suka2 dia lah org dia yg byr emang ente yg mau ngasih makan tiap hari org2 di bali??

ente emang pinter broo, saking pinternya otaknya membeku ketinggalan di kulkas .. kasihan .. qiqiqi...




Tamu

#164

2014-01-11 11:00

Siiiiiiiip Kepsek perjuangkan Hak Bangsa Untuk Rakyat Indonesia Bersatu..... Singkirkan embrio2 Radikalisme Bangsa yg bertopengkn Dewa itu. Munafik...... Mau melanggar hukum negara. Saya dukung kepsek sukses slalu..

Tamu

#165

2014-01-11 11:46

Seorang Siswi harus tunduk aturan sekolah lokal, gak boleh bawa2 Agama pakai senjata dg alasan apa pun keesekolah untuk merusak seragam sekolah, mohon menyuswai diri jgn arrogant apakah kalian gak malu. kalau mau berpakaian cara ikut agama mesti ikut gabung Agama tertentu,
jadi puas kesetia'an atau keyakinan anda beragama.kita sebangsa hrs hidup
rukun dan damai dan saling perngertian dan mampu menyuswai diri.

Tamu

#166 garuda pancasila

2014-01-11 12:14

jangan intervensi pendidikan dengan doktrin agama , karena itu hanya akan menyebabakan perpecahan dan discriminasi

Tamu

#167

2014-01-11 12:16

Tidak perlu syariah!
Anindya Dewi

#168 Re: Re: Re:

2014-01-11 13:51

#158: No Rasis - Re: Re:

Saya bukan orang Bali, saya orang Jakarta dan sekarang tinggal di Surabaya, dan saya dari keluarga dengan latar belakang muslim..

Yang bodoh itu anda kok, lha ini ngomongin institusi negara, ngomogin soal pelayanan publik, kok nyambungnya soal pengusiran umat agama. "Tinggal di negara" dengan "menjad bagian dari institusi negara" adalah 2 hal yang berbeda, yang gini aja kok ga ngerti..

Turki juga melarang jilbab di kantor pemeritah, padahal negaranya mayoritas muslim, orang bodoh seperti pun jelas tidak paham konsep sekularisme..

Bhineka Tunggal Ika.?? Please, jangan cuma comot itunya doank, Sila Kelima Pancasila dibawa kemana.??
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, artinya negara harus adil memperlakukan tiap warga negaranya, muslim dikasi kebebasan pake jilbab apa umat agama lain dikasi kebebasan pake kebaya.?? Apa orang Papua boleh pake koteka ke sekolah.?? Itulah gunanya sekularisasi..


Tamu

#169

2014-01-11 13:58

pemaksaan kehendak... yang ujung ujungnya menerapkan syariat tertentu..
bukan mengedepankan pendidikannya...malah ngurusi yang gag penting. NKRI harus tetap tegak berdiri..
mau di buat serambi manalagi ini kota denpasar nota bene sbg ikon BALI

Tamu

#170

2014-01-11 14:00

Bernegara naungannya adalah Konstitusi. Kalo beragama ya Kitab Suci. Jika agama sudah mampu membersihkan hati, pikiran, dan niat maka mustahil rasanya otak masih aja "ngeres" melihat wanita. Jika masih ngeres, berarti ada yg salah dlm blajar agama..

Tamu

#171

2014-01-11 14:05

mendukung penuh untuk pemakaian seragam sekolah dengan tanpa ada atribut keagamaan

Tamu

#172

2014-01-11 14:10

Membolehkan jilbab di sekolah umum sebanding dengan membolehkan monyet masuk kelas Seni rupa.

Tamu

#173

2014-01-11 16:11

Saya mendukung kepala sekolah,sepenuhnya,di lain sisi prihatin tokoh masyarakat kurang peka akan hal ini...

Tamu

#174

2014-01-11 16:15

ide bagus perlu di terap pada semua sekolah di bali

Tamu

#175

2014-01-11 16:23

Bali adalah budaya Hindu